Pages

Kamis, 01 November 2012

Hijaukan Bumi Dengan "Art"


Melawan Pemanasan Global dengan Seni


KUTIPAN terkenal milik Mahatma Gandhi ini terpampang di salah satu poster milik peserta acara "Campus Goes Green With Art", yang diadakan 9 Februari lalu. Acara ini masih mengusung tema kepedulian terhadap pemanasan global yang semakin meningkat.

Widdy Damayanti, yang menyertakan pernyataan Mahatma Gandhi tersebut dalam posternya menjelaskan, apabila kita menyayangi bumi, bumi akan lebih menyayangi kita. Ilustrasi yang dipakai cukup sederhana, yaitu gambar seorang gadis yang dengan seenaknya menginjak bumi sehingga bumi menangis. Namun ketika bumi dipeluk, dia tersenyum. "Apabila kita serakah, bumi akan bersedih dan enggan bersahabat dengan kita," tulisnya di bawah poster tersebut.

Acara yang digelar oleh mahasiswa Jurusan Hotel Manajemen Sekolah Tinggi Pariwisata NHI ini memang ditujukan sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terhadap pemanasan global.

"Paru-paru Asia itu ada di Indonesia, namun ironisnya, sering diberitakan hutan-hutan ditebang, dibakar. Di Bandung kemacetan juga menjadi penyebab global warming. Mudah-mudahan dengan suara-suara yang kecil ini, bisa ada manfaatnya," kata Prima Anggun Nansasti selaku panitia acara.

Karena yang menjadi sasaran utama adalah kaum muda, acara pun dikemas melalui acara yang memang diminati anak muda. Selain pameran digital poster dan fotografi, musik menjadi alat penarik utama pengunjung. Digital poster dan fotografi ini merupakan karya peserta lomba yang sengaja diadakan mahasiswa NHI.

Di sela-sela acara, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) juga sempat memberikan penjelasannya tentang global warming. "Suhu bumi makin memanas karena manusia. Secara alami, sebenarnya pemanasan suhu itu wajar terjadi. Namun, karena konsumsi manusia yang berlebih, suhu bumi jadi memanas secara ekstrem," kata Sulung dari Walhi. Sulung menyarankan kepada peserta acara untuk mengurangi konsumsi benda-benda elektronik

Digital poster berjudul Kartu Remi menjadi pemenang dari lomba ini. Unik, karena justru di antara semua peserta, poster ini menggunakan konsep yang sangat sederhana, dengan hanya menampilkan lambang keriting, sekop, hati, dan tempe.

Bila disadari, lambang keriting pada kartu remi sangat menyerupai pohon. "Oleh karena itu, lambang keritingnya saya buat seperti batang pohon yang telah ditebang. Kata-kata di bawahnya saya pakai "no tree no lives", menunjukkan, apabila tidak ada pohon di dunia ini, tidak akan ada kehidupan di dunia," ujarnya dalam penjelasan yang tertulis di bawah poster.

Sama seperti di dalam permainan kartu, apabila tidak ada pohon (keriting), tidak akan ada permainan.

Sayangnya, justru yang terlihat lebih menonjol di acara ini adalah pergelaran musik ketimbang kampanye melawan pemanasan global. Ketika kampus menanyai beberapa peserta yang hadir, kebanyakan pengunjung yang datang ke acara ini hanya ingin menonton pergelaran musik.

Sementara ketika ditanya mengenai tema acara, rata-rata hanya menjawab, "Emang temanya apa?" tanya Dea, Putri, dan Ipang, yang menjadi pengunjung sambil tertawa. Rupanya mereka datang hanya ingin menonton penampilan Rocket Rockers, yang menjadi band penutup di acara ini. (Nisa Rachmatika) ***


Penulis:
Back

0 komentar:

Posting Komentar